KlinikStrokeNusantara.com

Minggu, 05 Maret 2017

4 Langkah Temukan Pengasuh Jempolan!


“Dulu tak ada yang bisa memisahkan saya dari bayi pertama. Kami betul-betul tak terpisahkan. Baru menginjak bulan ke-10, saya dan suami menyadari bila sekian lama kami tak pernah lagi bermesra-mesraan.

Sejauh itu, saya hanya percaya kepada ibu yang sesekali datang mengulurkan bantuan saat saya harus ke dokter atau bila saya memintanya. Sampailah sautu malam kami benar-benar ingin pergi menikmati malam berduaan, sementara ibu tak bisa datang. Itulah kondisi yang akhirnya memaksa saya mencari pengasuh anak.

Pengasuh anak ini saya dapatkan atas rekomendasi teman-teman, dan sepintas ia benar-benar sosok yang menyenangkan. Namun, sebagai ibu baru yang begitu cemas, saya bolak-balik merasa perlu menelepon ke rumah, hanya untuk memastikan Si Kecil benar-benar sudah makan kenyang dan lainnya.

Malam itu kami pulang terburu-buru, karena saya yakin Si Kecil pasti rewel dan mencari-cari ayah-ibunya. Namun, dugaan saya meleset. Putri cilik saya tengah tertidur pulas. Pengasuhnya pun melaporkan jika mereka telah melewatkan waktu dengan gembira.”

Nah, jika Anda masih terbiasa menjadikan diri sepenuhnya sebagai ibu, akan sulit memupuk kepercayaan kepada seseorang untuk mengasuh buah hati tercinta. Padahal, Anda dan suami terkadang butuh waktu untuk berdua.

Oleh karena sulit merasakan ketenangan, apalagi romatisme selama seluruh waktu dipenuhi kecemasan soal Si Kecil, sisihkan sebagian waktu untuk sungguh-sungguh mencari pengasuh anak! Berikut kiat yang patut dipertimbangkan:

      Sempatkan Waktu Untuk “Berburu”.  Anggaplah ibu Anda atau ibu mertua tak bisa membantu dan pengasuh di Tempat Penitipan Anak (TPA) berhalangan hadir di minggu ini jangan sungkan meminta tolong kepada kerabat atau sahabat. Program pendidikan komunitas bisa dijadikan narasumber. Mereka biasanya memiliki daftar siswa yang baru selesai menjalani pelatihan mengasuh anak. Informasi dari mulut ke mulut juga bisa diandalkan untuk menemukan pengasuh yang baik.

    Sempatkan Waktu untuk Mewawancarai. Begitu merasa menemukan calon pengasuh potensial, selidiki lebih jauh seperti apa kepribadiannya lewat interview singkat di telepon. Paling tidak Anda tahu latar belakangnya, pengalamannya di bidang pengasuhan anak, dan sudah memperoleh referensi dari mana saja. Ketika mengobrol dengan pemberi referensi, ajukan pertanyaan terbuka. Minta ia menceritakan apa yang diketahuinya tentang sosok si pengasuh. Begitu urusan beres dan merasa cocok dengan gaya pengasuhannya, selanjutnya jadwalkan wawancara di rumah. Selama pertemuan, amati bagaimana ia berinteraksi dengan Si Kecil. Ingat, Anda menginginkan orang yang senantiasa gembira saat berada bersama Si Kecil. Tak kalah penting, pengasuh pun setidaknya punya pengetahuan soal P3K. Keterampilannya menangani hal-hal darurat tentu menambah tenang pikiran Anda, kan? Gali pula cara-cara ia lakukan bila anak menolak makan atau saat Si Kecil rewel dan tak mau berhenti menangis. Agar ia tak merasa diinterogasi, ajukan sejumlah pertanyaan ini dalam suasana nonformal. 

       Buat Si Kecil & Pengasuhnya merasa nyaman. Sebelum Anda pergi meninggalkan rumah, pastikan pengasuh tahu persis situasi rumah. Saran pakar, sebelum si pengasuh benar-benar bekerja, ajak ia berkeliling rumah dan beri ia kesempatan berkenalan sekaligus berakrab-akrab dengan Si Kecil. Membuat anak terbiasa dekat dengan pengasuhnya akan memudahkan masa penyesuaian, sehingga tak perlu ada “kehebohan” di saat Anda mendadak terpaksa meninggalkannya di malam hari. Jangan lupa, tunjukkan dan jelaskan pula hal-hal kecil, seperti kunci di setiap pintu, sistem keamanan, maupun alarm. Tentu saja Anda patut menghargai waktu ekstranya dengan memberi bayaran meski ia belum mengasuh Si Kecil. Soal gaji, Anda wajib menegosiasikan jauh-jauh hari. Meski beragam, tak ada salahnya Tanya kiri-kanan, berapa kisaran gaji pengasuh di wilayah Anda tinggal. Bila Anda menginginkan pengasuh melakukan tugas lain di luar pengasuhan, bicarakan sejak awal. Namun, bila anak masih bayi, sebaiknya pikirkan lagi. Anda tentu tak ingin, kan, ia cemas memikirkan tumpukan cucian piring atau lantai yang belum disapu? Kondisikan agar ia hanya konsentrasi mengurus bayi. Jangan segan-segan pula melibatkan semua anggota keluarga melakukan tugas rumah, seperti menyapu rumah dan lainnya.

     Ketika harus keluar malam. Sebelum memutuskan pergi di malam hari, berikan nomor ponsel Anda dan suami kepada pengasuh. Begitu juga nomor-nomor lokal yang perlu dihubungi dalam keadaan darurat, seperti rumah sakit, pemadam kebakaran dan kantor polisi terdekat. Pastikan pula Anda memberi penjelasan mendetail soal jadwal Si Kecil yang harus diketahui pengasuh, seperti  jam Si Kecil harus minum susu dan jam ia harus ditidurkan. Bayi dan anak kecil adalah sosok hasil pembiasaan. Jadi, pastikan Si kecil merasa aman dan nyaman di tangan pengasuh. Bila Si Kecil terbiasa memeluk boneka beruangnya, biarkan ia tetap memeluk bonekanya selama Anda pergi. Begitu merasa yakin Si Kecil di tangan pengasuh, Anda pasti akan tenang meninggalkannya. Dan di saat tak bersamanya, jangan terkejut bila Si Kecil jadi bahan pembicaraan favorit Anda sepanjang waktu! PASKARIA    
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar