“Dulu tak ada yang bisa memisahkan saya dari bayi pertama.
Kami betul-betul tak terpisahkan. Baru menginjak bulan ke-10, saya dan suami
menyadari bila sekian lama kami tak pernah lagi bermesra-mesraan.
Sejauh itu, saya hanya percaya kepada ibu yang sesekali
datang mengulurkan bantuan saat saya harus ke dokter atau bila saya memintanya.
Sampailah sautu malam kami benar-benar ingin pergi menikmati malam berduaan,
sementara ibu tak bisa datang. Itulah kondisi yang akhirnya memaksa saya
mencari pengasuh anak.
Pengasuh anak ini saya dapatkan atas rekomendasi teman-teman, dan
sepintas ia benar-benar sosok yang menyenangkan. Namun, sebagai ibu baru yang
begitu cemas, saya bolak-balik merasa perlu menelepon ke rumah, hanya untuk
memastikan Si Kecil benar-benar sudah makan kenyang dan lainnya.
Malam itu kami pulang terburu-buru, karena saya yakin Si
Kecil pasti rewel dan mencari-cari ayah-ibunya. Namun, dugaan saya meleset.
Putri cilik saya tengah tertidur pulas. Pengasuhnya pun melaporkan jika mereka
telah melewatkan waktu dengan gembira.”
Nah, jika Anda masih terbiasa menjadikan diri sepenuhnya
sebagai ibu, akan sulit memupuk kepercayaan kepada seseorang untuk mengasuh
buah hati tercinta. Padahal, Anda dan suami terkadang butuh waktu untuk berdua.
Oleh karena sulit merasakan ketenangan, apalagi romatisme
selama seluruh waktu dipenuhi kecemasan soal Si Kecil, sisihkan sebagian waktu
untuk sungguh-sungguh mencari pengasuh anak! Berikut kiat yang patut
dipertimbangkan:
Sempatkan Waktu Untuk “Berburu”. Anggaplah ibu Anda atau ibu mertua tak bisa
membantu dan pengasuh di Tempat Penitipan Anak (TPA) berhalangan hadir di
minggu ini jangan sungkan meminta tolong kepada kerabat atau sahabat. Program
pendidikan komunitas bisa dijadikan narasumber. Mereka biasanya memiliki daftar
siswa yang baru selesai menjalani pelatihan mengasuh anak. Informasi dari mulut
ke mulut juga bisa diandalkan untuk menemukan pengasuh yang baik.
Sempatkan Waktu untuk Mewawancarai. Begitu
merasa menemukan calon pengasuh potensial, selidiki lebih jauh seperti apa
kepribadiannya lewat interview singkat di telepon. Paling tidak Anda tahu latar
belakangnya, pengalamannya di bidang pengasuhan anak, dan sudah memperoleh
referensi dari mana saja. Ketika mengobrol dengan pemberi referensi, ajukan
pertanyaan terbuka. Minta ia menceritakan apa yang diketahuinya tentang sosok
si pengasuh. Begitu urusan beres dan merasa cocok dengan gaya pengasuhannya,
selanjutnya jadwalkan wawancara di rumah. Selama pertemuan, amati bagaimana ia
berinteraksi dengan Si Kecil. Ingat, Anda menginginkan orang yang senantiasa
gembira saat berada bersama Si Kecil. Tak kalah penting, pengasuh pun
setidaknya punya pengetahuan soal P3K. Keterampilannya menangani hal-hal
darurat tentu menambah tenang pikiran Anda, kan? Gali pula cara-cara ia lakukan
bila anak menolak makan atau saat Si Kecil rewel dan tak mau berhenti menangis.
Agar ia tak merasa diinterogasi, ajukan sejumlah pertanyaan ini dalam suasana
nonformal.
Buat Si Kecil & Pengasuhnya merasa nyaman.
Sebelum Anda pergi meninggalkan rumah, pastikan pengasuh tahu persis situasi
rumah. Saran pakar, sebelum si pengasuh benar-benar bekerja, ajak ia
berkeliling rumah dan beri ia kesempatan berkenalan sekaligus berakrab-akrab
dengan Si Kecil. Membuat anak terbiasa dekat dengan pengasuhnya akan memudahkan
masa penyesuaian, sehingga tak perlu ada “kehebohan” di saat Anda mendadak
terpaksa meninggalkannya di malam hari. Jangan lupa, tunjukkan dan jelaskan
pula hal-hal kecil, seperti kunci di setiap pintu, sistem keamanan, maupun
alarm. Tentu saja Anda patut menghargai waktu ekstranya dengan memberi bayaran
meski ia belum mengasuh Si Kecil. Soal gaji, Anda wajib menegosiasikan
jauh-jauh hari. Meski beragam, tak ada salahnya Tanya kiri-kanan, berapa
kisaran gaji pengasuh di wilayah Anda tinggal. Bila Anda menginginkan pengasuh
melakukan tugas lain di luar pengasuhan, bicarakan sejak awal. Namun, bila anak
masih bayi, sebaiknya pikirkan lagi. Anda tentu tak ingin, kan, ia cemas
memikirkan tumpukan cucian piring atau lantai yang belum disapu? Kondisikan
agar ia hanya konsentrasi mengurus bayi. Jangan segan-segan pula melibatkan
semua anggota keluarga melakukan tugas rumah, seperti menyapu rumah dan
lainnya.
Ketika harus keluar malam. Sebelum memutuskan
pergi di malam hari, berikan nomor ponsel Anda dan suami kepada pengasuh.
Begitu juga nomor-nomor lokal yang perlu dihubungi dalam keadaan darurat,
seperti rumah sakit, pemadam kebakaran dan kantor polisi terdekat. Pastikan
pula Anda memberi penjelasan mendetail soal jadwal Si Kecil yang harus
diketahui pengasuh, seperti jam Si Kecil
harus minum susu dan jam ia harus ditidurkan. Bayi dan anak kecil adalah sosok
hasil pembiasaan. Jadi, pastikan Si kecil merasa aman dan nyaman di tangan pengasuh.
Bila Si Kecil terbiasa memeluk boneka beruangnya, biarkan ia tetap memeluk
bonekanya selama Anda pergi. Begitu merasa yakin Si Kecil di tangan pengasuh,
Anda pasti akan tenang meninggalkannya. Dan di saat tak bersamanya, jangan
terkejut bila Si Kecil jadi bahan pembicaraan favorit Anda sepanjang waktu!
PASKARIA