Di zaman sekarang ini, mengasuh anak tidaklah mudah. Sebagian orang tua membutuhkan bantuan orang lain agar dapat mengasuh anaknya. Terutama pasangan yang bekerja, baik suami maupun istri. Hal ini tak dapat disalahkan karena biaya hidup yang semakin tinggi harus dapat dipenuhi.
Pada masyarakat tradisional, banyak orang tua yang lebih mempercayai kakek-nenek si anak. Selain mereka adalah anggota keluarga, dapat dipastikan mereka menyayangi cucu-cucunya. Namun sayangnya, tak semua anak-anak tinggal dekat kakek-nenek. Apalagi bagi keluarga yang tinggal di kota besar, biasanya hanya bisa berkunjung sekali-kali ke tempat kakek-neneknya yang jauh di luar kota. Maka cara lain pun harus ditempuh, misalnya dengan memperkerjakan seorang baby sitter atau pengasuh anak.
Di luar negeri, kebiasaan ini sudah belangsung lama sejak dahulu. Keluarga bangsawan ataupun orang-orang kaya memiliki baby sitter untuk mengasuh anak-anak mereka. Sedangkan di Indonesia, sekarang ini baru berlaku di kota-kota besar saja. Dengan makin banyaknya pasangan yang bekerja, semakin banyak pula tenaga baby sitter dibutuhkan.
Bila keluarga Anda memutuskan untuk menyerahkan pengasuhan anak di tangan baby sitter, maka harus dipertimbangkan dengan baik dari segala segi. Terutama mendapatkan baby sitter yang benar-benar memenuhi syarat, agar kelak tidak menyesal di kemudian hari. Hal terpenting adalah bagaimana menyeleksi orang yang berkepribadian baik, yang dapat dipercya, sehingga kita tak merasa cemas selama si anak dalam asuhannya. sebagian orang menyerahkan pilihan pada yayasan yang memberi jasa baby sitter. Tapi, alangkah baiknya bila Anda dapat memilih sendiri orang yang diinginkan. karena tak selamanya yayasan dapat menjamin kualitas baby sitter yang ditunjuk. Tanpa yayasan pun Anda dapat mengambil baby sitter yang Anda butuhkan.
Pendidikan
Seorang baby sitter yang baik, selayaknya memiliki pendidikan yang cukup Prasyarat yang sering diajukan adalah minimal pernah belajar di sekolah lanjutan atas. Meskipun demikian banyak baby sitter yang berpengalaman tidak sampai lulus SMA, melainkan lulusan SD atau SMP. Yang penting mereka menjalani pendidikan sekolah formal.
Syarat ini diajukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, baby sitter yang berpendidikan mudah menerima pengarahan yang diberikan orang tua, dapat memahami keinginan orang tua dan tidak membandel. Sehingga kesalahpahaman antar orang tua dan baby sitter dapat dihindarkan. Dengan demikian terjalin kerjasama yang meneyenangkan antara dua pihak tersebut.
Kedua, baby sitter yang berpendidikan dapat dipastikan tidak hanya mampu mengasuh anak, tapi juga memberikan pelajaran kepada anak-anak. Misalnya mengajarkan kepada si anak apa yang benar dan salah atau apa yang baik dan buruk. Selain itu bila si snak mengalami kesulitan pelajaran yang didapat di sekolah, baby sitter akan bisa membantunya, sehingga mereka bertambah pintar. Jadi, baby sitter secara tak langsung menjalankan fungsi sebagai guru privat.
Ketiga, baby sitter yang berpendidikan juga berfungsi sebagai pengganti peran orang tua yang sedang bekerja. Baby sitter tersebut bisa mengajak anak-anak bermain dan bercanda sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua mereka. Sehingga anak-anak tidak merasa kehilangan orang tua dan kasih sayang yang mereka butuhkan. Anak-anak tetap terjaga dan terkendali, karena baby sitter akan mengawasi mereka dengan baik.
Dengan pendidikan bekal yang cukup itulah yang memberikan nilai tambah kepada baby sitter sehingga orang tua bisa melepaskan pengasuhan anaknya kepada mereka. Sebab, kemampuan baby sitter di atas kemampuan para pembantu rumah tangga biasa yang hanya tahu bekerja secara fisik. Kebanyakan pembantu hanya bisa memandikan dan memberi makan anak-anak tanpa memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan agar anak-anak tetap berkembang sesuai dengan keinginan orang tua mereka. Selain itu, baby sitter yang berpendidikan lebih punya wibawa agar anak anak menghormati apa yang dikatakan atau dianjurkannya.
Kasih sayang
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah karakter dari baby sitter. Baby sitter yang baik bukan hanya pandai, bertanggung jawab dan setia, tapi juga harus memiliki cukup kasih sayang untuk anak-anak asuhannya. Jangan memilih orang yang hanya menganggap baby sitter adalah suatu pekerjaan yang tersedia baginya, melainkan memilih orang yang mencintai pekerjaan baby sitter karena ia menyayangi anak-anak.
Sebagai pengganti orang tua di rumah, maka sepatutnyalah baby sitter tersebut memberikan kasih sayang yang setara dengan kasih sayang orang tuanya. Sehingga anak-anak tidak merasa terlantar dan kehilangan orangtuanya. Anak-anak dapat melupakan ketidahadiran orang tua selama mereka menerima perhatian dan limpahan kasih sayang yang mereka butuhkan.
Baby sitter yang mampu menyayangi asuhannya sebagaimana anak-anak sendiri tentu akan memberikan perhatian yang maksimal. Ia akan berusaha membuat anak-anak bahagia. Bahkan bila terjadi sesuatu yang menimpa anak-anak, ia akan lebih merasa cemas dan berupaya mengatasi hal tersebut sebaik mungkin demi mengurangi penderitaan anak-anak asuhannya.
Berbeda bila baby sitter yang mengasuh adalah seorang yang judes, mudah marah dan tidak sabar. Anak-anak justru akan merasa sedih dan tertekan, atau bertambah nakal untuk melampiaskan kekecewaanya karena kurang bahagia. Baby sitter tersebut akan semakin sulit mengasuh mereka kerena ia tidak memahami bagaimana perasaan mereka yang sesungguhnya. Akibatnya, perkembangan anak bisa menyimpang, ada yang semakin nakal, ada yang semakin pendiam dan tidak aktif dan sebagainya. Mereka tak ubahnya seperti anak-anak kucing yang tersesat.
Jadi, dengan kata lain, bila orang tua bekerja, dengan sendirinya perkembangan jiwa si anak berada di tangan baby sitter. Kalau salah memilih baby sitter tentu akan berakibat fatal bagi pertumbuhan mereka. Bibit yang baik tanpa pupuk yang baik, belum tentu menjadi tanaman yang baik. Karena itulah memilh baby sitter tidak boleh sembarangan demi kebaikan anak-anak kita.
Beberapa saran
Meskipun baby sitter adalah orang yang bekreja pada Anda, janganlah memperlakukan mereka seperti pembantu rumah tangga. Misalnya diperintah ini-itu seperti budak. Seorang pengasuh baby sitter adalah pengasuh anak, pekerjaannya antara lain berhubungan dengan kepentingan si anak. Tak perlu ditambah kecuali atas dasar kerelaan si baby sitter.
Selain itu, baby sitter memang berbeda dengan pembantu rumah tangga. Mereka lebih berpendidikan, tak jauh beda dengan kita sendiri. Sikap yang pantas adalah memperlakukan mereka seperti seorang bawahan di kantor atau lebih baik lagi dianggap sebagai seorang teman baik. Karena kepada baby sitter, kita bisa bertukar fikiran dan berkomunikasi terutama mengenai kepentingan si anak.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak orang yang meperlakukan baby sitter dengan tidak semestinya. Kurang dihargai dan diremehkan hanya karena mereka digaji untuk bekerja pada kita.Yang lebih tampak adalah baby sitter seperti seekor bebek yang mengekor kemana saja. Padahal di luar negeri, biasanya baby sitter tidak diberi seragam. Mereka diperlakukan dengan baik seperti keluarga sendiri karena mereka juga berfungsi sebagai orang tua tambahan.
Namun bagaimanapun selama kebutuhan baby sitter belum terlalu mendesak, lebih baik Anda menitipkan anak-anak kepada salah satu anggota kelaurga, misalnya adik, kakak atau pun orang tua. Selain itu, walaupun Anda adalah pasangan yang bekerja, tapi masih tetap menjadi orang tua. Karena itu harus memberikan perhatian dan kasih sayang semaksimal mungkin kepada anak-anak. Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan komunikasi antara orang tua dan anak sebagaimana layaknya sebuah keluarga. (Muthiah.A)
Syarat ini diajukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, baby sitter yang berpendidikan mudah menerima pengarahan yang diberikan orang tua, dapat memahami keinginan orang tua dan tidak membandel. Sehingga kesalahpahaman antar orang tua dan baby sitter dapat dihindarkan. Dengan demikian terjalin kerjasama yang meneyenangkan antara dua pihak tersebut.
Kedua, baby sitter yang berpendidikan dapat dipastikan tidak hanya mampu mengasuh anak, tapi juga memberikan pelajaran kepada anak-anak. Misalnya mengajarkan kepada si anak apa yang benar dan salah atau apa yang baik dan buruk. Selain itu bila si snak mengalami kesulitan pelajaran yang didapat di sekolah, baby sitter akan bisa membantunya, sehingga mereka bertambah pintar. Jadi, baby sitter secara tak langsung menjalankan fungsi sebagai guru privat.
Ketiga, baby sitter yang berpendidikan juga berfungsi sebagai pengganti peran orang tua yang sedang bekerja. Baby sitter tersebut bisa mengajak anak-anak bermain dan bercanda sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua mereka. Sehingga anak-anak tidak merasa kehilangan orang tua dan kasih sayang yang mereka butuhkan. Anak-anak tetap terjaga dan terkendali, karena baby sitter akan mengawasi mereka dengan baik.
Dengan pendidikan bekal yang cukup itulah yang memberikan nilai tambah kepada baby sitter sehingga orang tua bisa melepaskan pengasuhan anaknya kepada mereka. Sebab, kemampuan baby sitter di atas kemampuan para pembantu rumah tangga biasa yang hanya tahu bekerja secara fisik. Kebanyakan pembantu hanya bisa memandikan dan memberi makan anak-anak tanpa memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan agar anak-anak tetap berkembang sesuai dengan keinginan orang tua mereka. Selain itu, baby sitter yang berpendidikan lebih punya wibawa agar anak anak menghormati apa yang dikatakan atau dianjurkannya.
Kasih sayang
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah karakter dari baby sitter. Baby sitter yang baik bukan hanya pandai, bertanggung jawab dan setia, tapi juga harus memiliki cukup kasih sayang untuk anak-anak asuhannya. Jangan memilih orang yang hanya menganggap baby sitter adalah suatu pekerjaan yang tersedia baginya, melainkan memilih orang yang mencintai pekerjaan baby sitter karena ia menyayangi anak-anak.
Sebagai pengganti orang tua di rumah, maka sepatutnyalah baby sitter tersebut memberikan kasih sayang yang setara dengan kasih sayang orang tuanya. Sehingga anak-anak tidak merasa terlantar dan kehilangan orangtuanya. Anak-anak dapat melupakan ketidahadiran orang tua selama mereka menerima perhatian dan limpahan kasih sayang yang mereka butuhkan.
Baby sitter yang mampu menyayangi asuhannya sebagaimana anak-anak sendiri tentu akan memberikan perhatian yang maksimal. Ia akan berusaha membuat anak-anak bahagia. Bahkan bila terjadi sesuatu yang menimpa anak-anak, ia akan lebih merasa cemas dan berupaya mengatasi hal tersebut sebaik mungkin demi mengurangi penderitaan anak-anak asuhannya.
Berbeda bila baby sitter yang mengasuh adalah seorang yang judes, mudah marah dan tidak sabar. Anak-anak justru akan merasa sedih dan tertekan, atau bertambah nakal untuk melampiaskan kekecewaanya karena kurang bahagia. Baby sitter tersebut akan semakin sulit mengasuh mereka kerena ia tidak memahami bagaimana perasaan mereka yang sesungguhnya. Akibatnya, perkembangan anak bisa menyimpang, ada yang semakin nakal, ada yang semakin pendiam dan tidak aktif dan sebagainya. Mereka tak ubahnya seperti anak-anak kucing yang tersesat.
Jadi, dengan kata lain, bila orang tua bekerja, dengan sendirinya perkembangan jiwa si anak berada di tangan baby sitter. Kalau salah memilih baby sitter tentu akan berakibat fatal bagi pertumbuhan mereka. Bibit yang baik tanpa pupuk yang baik, belum tentu menjadi tanaman yang baik. Karena itulah memilh baby sitter tidak boleh sembarangan demi kebaikan anak-anak kita.
Beberapa saran
Meskipun baby sitter adalah orang yang bekreja pada Anda, janganlah memperlakukan mereka seperti pembantu rumah tangga. Misalnya diperintah ini-itu seperti budak. Seorang pengasuh baby sitter adalah pengasuh anak, pekerjaannya antara lain berhubungan dengan kepentingan si anak. Tak perlu ditambah kecuali atas dasar kerelaan si baby sitter.
Selain itu, baby sitter memang berbeda dengan pembantu rumah tangga. Mereka lebih berpendidikan, tak jauh beda dengan kita sendiri. Sikap yang pantas adalah memperlakukan mereka seperti seorang bawahan di kantor atau lebih baik lagi dianggap sebagai seorang teman baik. Karena kepada baby sitter, kita bisa bertukar fikiran dan berkomunikasi terutama mengenai kepentingan si anak.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak orang yang meperlakukan baby sitter dengan tidak semestinya. Kurang dihargai dan diremehkan hanya karena mereka digaji untuk bekerja pada kita.Yang lebih tampak adalah baby sitter seperti seekor bebek yang mengekor kemana saja. Padahal di luar negeri, biasanya baby sitter tidak diberi seragam. Mereka diperlakukan dengan baik seperti keluarga sendiri karena mereka juga berfungsi sebagai orang tua tambahan.
Namun bagaimanapun selama kebutuhan baby sitter belum terlalu mendesak, lebih baik Anda menitipkan anak-anak kepada salah satu anggota kelaurga, misalnya adik, kakak atau pun orang tua. Selain itu, walaupun Anda adalah pasangan yang bekerja, tapi masih tetap menjadi orang tua. Karena itu harus memberikan perhatian dan kasih sayang semaksimal mungkin kepada anak-anak. Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan komunikasi antara orang tua dan anak sebagaimana layaknya sebuah keluarga. (Muthiah.A)